Jumat, 04 Maret 2011
Diposting oleh Kaka Dens K di 21.56 0 komentar
Label: artikel psikologi
Teori psikologi kepribadian memiliki ragam yang sangat banyak yang mencakup teori psikoanalisis, behavioris, humanis, fenomenologis, ekstensialis, maupun sosiologis. Bahkan, keragaman itu cenderung akan bertambah sejalan dengan evolusi pemikiran mengenai tingkah laku manusia.
Tujuan utama teori psikologi kepribadian adalah:
Pendapat Para Tokoh Psikologi
Teori psikologi kepribadian dirumuskan dengan sejumlah cara oleh pada pemikir psikologi baik aliran psikoanalis, behavioris, humanis, dll. Namun, pada dasarnya pandangan para tokoh itu menekankan pada hal penanaman dan pelekatan tingkah laku dalam kepribadian seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendapat para tokoh tersebut mengenai teori psikologi kepribadian:
Permasalahan Kepribadian
Permasalahan kepribadian yang paling sederhana adalah ketidakmampuan individu untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Ketidakmampuan ini tidak disertai dengan gangguan psikosa ataupun neurosa namun dapat mengganggu relasi-relasi sosial dan kebahagiaan pribadi. Contoh permasalahan kepribadian ini antara lain adalah perasaan rendah diri, cemburu, iri hati, mencintai kegiatan seksual secara berlebihan, dsb.
Dalam teori psikologi kepribadian, permasalahan kepribadian ini dapat menyebabkan suatu kekacauan kepribadian atau personality disorder. Kekacauan kepribadian adalah kesulitan yang dialami individu dalam penyesuaian diri secara sosial, termasuk ketidakmampuan dan ketidaktepatan motivasi dan emosi dalam merespons sesuatu, misalnya, paranoid, schizoid, gangguan sosioapatis, dll.
Pembentukan Kepribadian
Pembentukan kepribadian dalam teori psikologi kepribadian terdiri atas:
Konsistensi Karakteristik Kepribadian
Karakteristik kepribadian individu memiliki konsistensi yang cukup tinggi. Konsistensi tinggi ini biasanya dimiliki oleh subjek dewasa dan cenderung mengalami perubahan-perubahan saat usia remaja.
Metode Pengukuran Kepribadian
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepribadian individu, yaitu:
Diposting oleh Kaka Dens K di 09.34 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Psikologi
Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari kepribadian seseorang dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Psikologi pada dasarnya bukanlah mata pelajaran yang akan ditemukan di tingkatan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tentu saja mata kuliah ini dipelajari di bangku perkuliahan.
Pada artikel kali ini akan mencoba membahas tentang contoh makalah psikologi kepribadian. Walaupun demikian, Anda juga dapat menerapkan penulisan makalah berikut untuk contoh-contoh makalah lainnya.
Makalah Psikologi Kepribadian
Untuk penulisan makalah psikologi sendiri, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan makalah pada umumnya. Bahwa, sebuah makalah pun turut mematuhi penulisan sistematika yang benar dan tepat.
Berikut ini adalah sistematika penulisan untuk makalah yang benar:
A. Bagian Pendahuluan:
Bagian pendahuluan dari sebuah makalah haruslah mencantumkan beberapa hal di bawah ini. Sebab, bagian pendahuluan akan mengantarkan pembaca pada bagian depan makalah Anda.
Dan berikut ini adalah tiga hal yang seharusnya ada di bagian pendahuluan:
B. Bagian Isi:
Bagian isi dari sebuah makalah harus juga mencantumkan beberapa hal penting, yang sangat berguna bagi pembaca Anda untuk memahami dan mengerti isi sajian dari makalah Anda. Dan selalu ingat bahwa bagian isi wajib ditulis sesuai dengan sistematika. Berikut ini adalah bagian-bagian dari isi, yaitu:
C. Bagian Penunjang:
Bagian penunjang dari sebuah makalah harus juga mencantumkan pendukung dari isi makalah Anda. Maksudnya adalah, lampirkan beberapa data penambah jika bisa. Dan tentu saja, Anda harus mencantumkan daftar pustaka yang berisi buku bacaan apa saja yang Anda pergunakan selama penulisan makalah.
Demikianlah sajian mengenai contoh makalah psikologi kepribadian, yang dapat juga Anda aplikasikan pada contoh-contoh makalah lainnya. Selamat menulis makalah!Diposting oleh Kaka Dens K di 09.22 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Kepribadian menurut psikologi akan dijelaskan oleh George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
Menurut Allport kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku.
Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Diposting oleh Kaka Dens K di 09.04 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Psikologi pendidikan adalah yang mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi yang berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh dari melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan bimbingan konseling merupakan beberapa kegiatan utama yang dalam pendidikan yang di dalamnya membutuhkan psikologi.
Pendidikan merupakan sesuatu yang kegiatan yang di dalamnya banyak melibatkan orang, diantaranya pendidik, peserta didik, masyrakat, orangtua. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai maka setiap orang yang berhubungan dengan pendidikan harus mengerti atau memahami perilaku individu sekaligus dapat menunjukan perilakunya secara efektif. Pendidikan memang tidak bisa lepas dari psikologi.
Sumber : http://www.anneahira.com/psikologi-pendidikan.htm
Diposting oleh Kaka Dens K di 08.51 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Diposting oleh Kaka Dens K di 01.58 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Pada umumnya masyarakat tidak mengetahui secara memadai tentang pengertian penyakit HIV/AIDS. Pengetahuan tentang berbagai faktor yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS misalnya, masyarakat umumnya juga kurang mengetahui secara rinci. Masyarakat hanya mengetahui penyebab penyakit HIV/AIDS, yang berasal dari perilaku seksual yang menyimpang.
Kosa kata atau istilah yang dipakai masyarakat untuk menyebut perilaku seksual yang menyimpang adalah “suka jajan”, “punya simpanan”, dan hubungan sesame jenis. Sementara itu juga ada yang mneyebut berasal dari alat suntik (yang tercemar virus HIV), dan yang lainnya menyebut tertular dari ibu yang sedang mengandung. Secara teoritis masih banyak kelompok yang beresiko terkena penyakit HIV/AIDS seperti orang yang bekerja ditempat-tempat hiburan, hotel, karaoke, orang yang sering bepergian jauh, dan sebagainya termasukorang yang tinggal di lokalisasi.
Sekitar 75-90 % pasien AIDS mengalami patologi otak dengan berbagai sindrome neuropsikiatri, pada 10 % pasien dengan infeksi HIV, komplikasi neuropsikiatri merupakan gejala utama. Pada pasien dengan infeksi HIV dan AIDS dapat ditemukan kelainan-kelainan psikiatri klasik seperti depresi, ansietas, psikosis dan lain-lain. Selain itu juga terdapat dampak psikososial yang dapat ditemukan pada pasien HIV/AIDS.
Ketika seseorang diberitahukan bahwa hasil tes HIV-nya positif, mereka dikonfrontasikan pada kenyataan bahwa mereka berhadapan dengan suatu keadaan terminal. Kenyataan ini akan memunculkan perasaan shock, penyangkalan, tidak percaya, depresi, kesepian, rasa tak berpengharapan, duka, marah, dan takut. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan depresi.
Selama tahun-tahun awal di mana belum muncul gejala, stres akan berkurang. Tetapi, dengan berjalannya waktu di mana fungsi imun semakin menurun dan mulai ada tanda-tanda berhubungan dengan HIV seperti ruam-ruam kulit, penurunan berat badan, sesak napas, dan sebagainya, kecemasan serta depresi dapat timbul lagi. Mungkin disertai pula gagasan bunuh diri, gangguan tidur, dan sebagainya.
Pasien HIV/AIDS memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang perlu dipertimbangkan dengan menetapkan tujuan terapi sebagai berikut:
Diposting oleh Kaka Dens K di 08.45 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan dibedakan dari rasa takut yang sebenarnya, rasa takut itu timbul karena penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau keadaan yang benar-benar membahayakan, sedangkan kecemasan timbul karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai hasil dari rekaan, rekaan pikiran sendiri (praduga sbuyektif), dan juga suatu prasangka pribadi yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.
Pendekatan-pendekatan kecemasan :
Sue (dalam Herber dan Runyon, 1984) membagi kecemasan dalam empat cara, yaitu :
Tipe Kecemasan :
Freud (dalam Suryabrata, 1982), membagi kecemasan berdasarkan sumbernya :
Freud (Hillgrad & Atkinson, 1979), membagi kecemasan menjadi dua bagian :
Source: http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan
Diposting oleh Kaka Dens K di 08.32 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Encyclopedia Amerika
Education Psychology is concerned with finding and applying principles and techniques that promote efficiency in instruction
According Barlow ( 1985 ) said Education Psychology is a body of knowledge grounded in psychologycal research wich providers repertoire of resourses to aid you in funcioning more effectively in teaching – learning process
Witherington ( 19778 ) said Education Psychology is a systematic study of the process and factors involved in the education of human being
Muhibbin Syah ( 2002 ) Said education Psychology is sebuah disiplin psychology yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan
Elliot, dkk ( 1999 ) Said Education Psychology is the application of psychology to the study of development, learning, motivation, instruction and related issues
Diposting oleh Kaka Dens K di 20.50 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Diposting oleh Kaka Dens K di 12.45 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Diposting oleh Kaka Dens K di 12.23 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Good & Broopy ( 1997 )
· Hubungan antara psikologi dengan guru
· Manajemen kelas : Perkembangan dan sosialisasi anak kepemimpinan dan dinamika kelompok, modelling, reward, punishment, extinction. Hasil – hasil penelitian manajemen kelas, persiapan dan pelaksanaan pengajaran yang baik.
· Mengurai masalah belajar : pengertian, prinsip, perbedaan individu dalam belajar, model dan desain belajar dan prinsip pengajaran
· Pertumbuhan dan perkembangan dalam pendidikan : Prinsop dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan kepribadian, kreativitas dan aplikasinya dalam pendidikan
· Motivasi : Pengertian, teori dan aplikasinya dalam pendidikan
· Evaluasi dalam belajar : pengertian, macam, cara menyusun, prosedur penilaian, monitoring kemajuan siswa, validiras dan realibilitas penggunaan statistik dalam pengolahan hasil tes
Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1984 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meliputi :
· Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
· Pembawaaan
· Lingkungan fisik dan psikologis
· Perkembangan siswa
· Proses – proses tingkah laku
· Hakekat dan ruang lingkup belajar
· Faktor yang mempengaruhi belajar
· Hukum dan teori belajar
· Pengukuran pendidikan
· Aspek praktis pengukuran pendidikan
· Transfer belajar
· Ilmu statistik dasar
· Kesehatan mental
· Pendidikan membentuk watak / kepribadian
· Kurikulum pendidikan sekolah dasar
· Kurikulum pendidikan sekolah menengah
Menurut Elliot, dkk ( 1999 )
Introduction to edicational psychology :
· Educational psychology : teaching and learning
· Research and educational psychology
· Deversity in the classroom : Culture, Class, and Gender
The Development of student
· Cognitive and language development
· Psychosicial and moral development
· Excepcional students
Learning teori and practice
· Behavioral psychology and learning
· Cognitive psychology and learning
· Thingking skill and problem solving strategies
· Motivation in the classroom
Desaign and management of classroom instruction
· Planning for essential learning outcomes
· Effective teaching strategies and the desaign of instruction
· Classroom management : Organitation and control
· Teaching and technology
Assesment learning and evaluating education
· Teacher construction test and perfomance assesment method
· Standardized test and rating scale in the classroom
Manfaat Psikologi Pendidikan
Menurut Moh Surya ( 1972 )
· Untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan dan profesinya
Menurut Chaplin ( 1972 )
· Untuk membantu memcahkan masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang meliputi guru, siswa, materi, metode, dalam masalah belajar – mengajar
Terdapat beberapa macam – macam kegiatan yang memerlukan prinsip psikologis :
· Seleksi penerimaan siswa baru
· Perencanaan pendidikan
· Penyusun kurikulum
· Penelitian kependidikan
· Administrasi kependidikan
· Pemilihan materi pelajaran
· Interaksi belajar – mengajar
· Pelayanan bimbingan dan konseling
· Evaluasi belajar
Diposting oleh Kaka Dens K di 11.36 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Awal mula munculnya psikologi pendidikan berawal dari tokoh pertama, William James (1842-1910) memberikan serangkaian kuliah bertajuk “Talks to Teachers”. Dalam kuliah ini ia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Ia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.
Tokoh kedua, John Dewey (1859-1952) merupakan motor penggerak pengaplikasian psikologi dalam tingkat praktis, sehingga kemudian ia membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di Universitas Columbia Amerika Serikat (1894). Beberapa kajian yang penting darinya adalah pertama, kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learning), dimana anak bukan pasif duduk diam menerima pelajaran tetapi juga aktif agar proses belajar anak akan lebih baik.
Kedua, pendidikan harus difokuskan pada anak secara keseluruhan dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak mendapatkan pelajaran akademik saja, tetapi juga harus mempelajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan lingkungan luar sekolah, seperti mampu untuk memecahkan masalah dengan baik. Ketiga, ia berpendapat bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya, mulai dari kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, semua golongan etnis, sampai pada semua lapisan ekonomi-sosial.
Tokoh ketiga, E.L Thorndike (1874-1949) berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike sangat ahli dalam melakukan studi belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Mengajar : Antara Seni dan Ilmu Pengetahuan
Seberapa ilmiahkah pendekatan mengajar yang dipakai seorang guru? Baik sains maupun seni dan pengalaman keahlian mengajar berperan penting bagi keberhasilan seorang guru. Bidang psikologi pendidikan banyak mengambil sumber teori dan riset psikologi yang lebih luas. Misalnya, teori perkembangan kognitif dan bicara dalam rangka memberikan informasi bagi guru tentang bagaimana mendidik anak.
Psikologi pendidikan juga banyak memanfaatkan teori dan riset yang disusun dan dilakukan langsung oleh para ahli psikologi pendidikan dan dari pengalaman praktis para guru. Misalnya, motivasi, mengajar dan pembelajaran yang seharusnya diterapkan dalam proses pendidikan. Ahli psikologi pendidikan juga mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas.
Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah memberi kita pengetahuan riset yang dapat secara efektif di aplikasikan untuk situasi mengajar. Tetapi, pengajaran kita tetap merupakan sebuah seni mengajar. Selain hal-hal yang bisa kita pelajari dari riset, kita juga akan terus-menerus membuat penilaian penting di kelas berdasarkan keahlian dan pengalaman pribadi kita, dan juga berdasarkan saran yang bijak dari guru-guru lain yang lebih berpengalaman.
Daftar Pustaka:
santrock, W John. 2004. Educational Psychology: 2nd Edition. McGraw-Hill Company, inc.
Diposting oleh Kaka Dens K di 11.11 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Diposting oleh Kaka Dens K di 10.37 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Diposting oleh Kaka Dens K di 09.53 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.
Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!
Source: http://trescent.wordpress.com/
Diposting oleh Kaka Dens K di 12.31 0 komentar
Label: artikel psikologi, blog psikologi, ilmu psikologi, psikologi, Psikologi Umum