Cinta Sang Wanita Dan Ego Kaum Pria

Minggu, 10 Januari 2010

Semalam, salah seorang saudara dekat saya mengadukan persoalan rumah tangganya. Sudah dua hari ini ini ia minggat dari rumahnya, dan kost di tempat lain. Katanya ia ingin menenangkan diri. Pusing mikirin istrinya yang nggak juga berubah perangainya.“Emangnya kenapa dia?” saya mencoba menelusuri apa sebetulnya persoalan yang ia hadapi.

“Dia sering bicara hal-hal yang membuat saya sakit hati. Kalau nafkah yang saya berikan terlalu sedikit ia mengeluh. Ia juga suka melemparkan kata-kata yang merendahkan diri saya.” katanya.

Lalu berceritalah ia panjang lebar. Saya bisa merasakan betapa ia telah “kehilangan” keberaniannya berhadapan langsung dengan istrinya. Dulu saya mengenal dia sebagai “lelaki koleris” yang cenderung berperilaku garang, pemarah, nggak mau kalah, suka menentang, tidak humanis, dsb.

Tapi saat ini yang saya lihat, ia benar-benar jadi “lelaki phlegmatis” melankoli yang pengecut, terlalu banyak pertimbangan, gampang menyerah, penakut dan gampang menangis. (tentang apa itu phlegmatis, melankoli, sanguinis, dst … baca artikel ini)

Dari ceritanya, saya menduga istrinya adalah seorang koleris yang kuat yang suka mengatur, cenderung menghakimi, mudah marah, eksploitatif, dan tampaknya dia lah yang mengendalikan rumah tangganya.

***

Saya jadi teringat sesuatu. Ya, apa rahasianya agar istri mencintai suaminya? Dan begitu juga sebaliknya? Tentu saja banyak nasehat-nasehat para ahli di bidangnya. Saking banyaknya, jadi terasa biasa saja dan sebagian besar udah lupa.

Namun resep yang satu ini benar-benar gampang diingat.Begini.

Yang paling diinginkan seorang wanita dari sang pria adalah CINTA. Sedangkan buat pria, yang paling ia jaga, yang paling penting baginya, diatas segala-galanya, sehingga tak boleh diusik, diganggu oleh siapapun juga adalah EGO nya.”

Saya melihat inilah yang terjadi pada saudara saya itu. Ia menjadi “lumpuh” tak lagi merasa menjadi suami, tak mampu lagi memimpin rumah tangga, tak bisa lagi mencintai istrinya … karena sering sekali EGO nya “kena”. Biasanya oleh sikap, perlakuan dan kata-kata istrinya.

Biasanya sang istri nggak begitu menyadari. Lebih-lebih bila ia seorang wanita koleris-sanguinis yang kurang pandai menjaga EGO suaminya.

Andai saja ia tahu bagaimana memelihara EGO suaminya, dan pandai pula membangkitkan ego tsb menjadi energi positif luar biasa, pasti hasilnya akan luar biasa. Saya yakin seyakin-yakinnya, suaminya akan semakin bertambah cinta kepadanya. Sulit sekali bagi setiap lelaki zaman sekarang ini memperoleh “penghargaan atas ego” nya dari dunia luar.

Yang lebih parah lagi, bila suami mendapatkan “pemuasan ego” nya itu dari teman-teman wanita lainnya. Jadilah hatinya memperoleh “tempat berlabuh” dalam diri wanita itu. Dan tanpa sadar mungkin bisa berubah menjadi cinta yang baru. Mungkin itu pula sebabnya banyak suami anggota “ISTI” (ikatan suami takut istri) yang jatuh dalam pelukan pelacur, lantaran disanalah ia mendapatkan dirinya benar-benar jadi “seorang lelaki”.

***

Sebaliknya, bagi setiap wanita, tak ada yang lebih ia butuhkan, yang lebih ia harapkan, yang ia dambakan … kecuali hanyalah CINTA. Bagi para wanita, cinta adalah diatas segala-galanya. Walau ia seorang wanita yang sangat berkuasa.

Itulah yang ingin ia tuntut dari suaminya. Itulah yang akan membuat ia bahagia. Betapapun pintarnya seorang suami, namun jika ia kurang pandai “memberikan cinta yang tulus” kepada istrinya … hambarlah hidupnya. Ia akan sering merasa kesepian, walau tiap hari bertemu.Bagaimana menurut anda?

*** Penulis: nilnaiqbal

Sumber: http://www.pustakanilna.com/cinta-sang-wanita-dan-ego-kaum-pria/



training center | pelatihan humas | pelatihan jurnalistik | workshop jurnalistik | psikologi | psikologi kepribadian | psikologi pendidikan | psikologi sosial | psikologi anak | psikologi umum

0 Comments:

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniDistributed by CahayaBiru.com
 
FaceBlog © Copyright 2009 Computers and Internet Education | Blogger XML Coded And Designed by Edo Pranata